LEMBAR PENGESAHAN
Karya
Ilmiah ini “ Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau” disahkan pada :
hari
: Kamis
tanggal
: 26 Juli 2012
1. penulis
: Aisyah Nindi Antika (02/XII IPA B)
2.
Aris Hardiyono (06/XII IPA B)
3.
Intan Afril Lestari (12/XII IPA B)
4.
M.Rizal Fahmi (21/XII IPA B)
5.
Setia Kurrotul (25/XII IPA B)
6.
Tri Yuni Rosintan (30/XII IPA B)
Dan karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Biologi
KD. 1.2 Melaksanakan percobaan pengaruh factor luar
terhadap pertumbuhan
Mengetahui :
Kepala Sekolah SMAN Pasirian Guru
pembimbing
Abstrak
Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh karena masih banyak orang membuat kecambah kacang
hijau dengan cara kenvensional, padahal berhasil tidaknya kecambah kacang hijau
dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari lingkungan seperti sinar matahari
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecambah kacang hijau.
Penulis melakukan penelitian kecambah kacang hijau dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing pot diletakkan ditempat gelap (tidak terkena cahaya), ditempat teduh (di dalam ruangan ), ditempat yang terang (terkena cahaya langsung).
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, cahaya tidak langsung sangat baik untuk pertumbuhan kecambah kacang hijau. Sedangkan cahaya langsung menghambat laju pertumbuhan kecambah kacang hijau.
Penulis melakukan penelitian kecambah kacang hijau dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing pot diletakkan ditempat gelap (tidak terkena cahaya), ditempat teduh (di dalam ruangan ), ditempat yang terang (terkena cahaya langsung).
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, cahaya tidak langsung sangat baik untuk pertumbuhan kecambah kacang hijau. Sedangkan cahaya langsung menghambat laju pertumbuhan kecambah kacang hijau.
DAFTAR ISI
Judul..................................................................................................................................i
Halaman
Pengesahan........................................................................................................
1
Abstrak.............................................................................................................................
2
Daftar
Isi...........................................................................................................................
3
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................
5
B. Rumusan
Masalah..............................................................................
6
C. Tujuan
Penelitian...............................................................................
6
D. Manfaat
Penelitian.............................................................................
6
E.
Hipotesis............................................................................................
6
BAB
II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pertumbuhan dan
Perkecambahan................................... 6
B. Macam-macam
Perkecambahan........................................................ 7
C. Proses
Perkecambahan......................................................................... 7
D. Pertumbuhan.............................................................................................. 8
E
Faktor-faktor yang Mempengaruhi.....................................................10
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode..............................................................................................13
B. Alat dan
Bahan..................................................................................13
C. Cara Kerja.............................................................................................13
D.
Analisis data
.............................................................................................13
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian..................................................................................14
B.
Pembahasan.......................................................................................15
BAB
V SIMPULAN
DAN SARAN
A.
Simpulan............................................................................................17
B.
Saran..................................................................................................17
BAB VI
PENUTUP
A.
Daftar pustaka.......................................................................................... 18
B.
Lampiran.................................................................................................. 19
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan percobaan berjudul. “Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau”.
Adapun Penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ada tidaknya pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kecambah melalui percobaan ini.
Dalam penilisan percobaan ini, berbagai hambatan telah penulisalami. Oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanyadukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis denganketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada ibu Setyowati yangtelah membimbing penulis dalam menyelsaikan laporan percobaan ini.Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikanlaporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karenaitu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaat.
Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.
Pasirian, Juli 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah
tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan pada tanaman terjadi karena adanya
pertambahan ukuran (volume) yang irreversible (tidak dapat balik) yang
disebabkan adanya pertambahan jumlah sel melalui proses pembelahan sel secara
mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Sedangkan perkembangan
merupakan spesialisasi sel sel menjadi struktur dan fungsi tertentu.
Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan
dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah cahaya. Tumbuhan
membutuhkan cahaya, tetapi banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama
pada setiap tanaman..
Bagian yang bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji
kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai isi onde – onde, bakpau,
atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan
dikawasn Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebgai tauge. Kacang hijau
direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung bijinya akan keluar dan
mengental menjadi semacam bubur. Tepung kacang hijau disebut dipdsaran sebagai
tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue – kue dan cenderung membentuk gei.
Tepung ini juga dapat diolah menjadi mie yang dikenal sebagai soun
Klasifikasi
ilmiah :
Kerajaan
: plantae
Divisi
: megnoliophyta
Kelas
: magnoliopsida
Ordo
: fabales
Famili
:
fabaceae
Genus
:
vigna
Spesies
: V. Radiata
Pada saat pembelajaran mengenai
pertumbuhan dan perkembangan, terdapat banyak sekali teori yang menjelaskan
mengenai faktor-faktor, mekanisme, maupun macam-macam pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan. Namun, teori tersebut belum dapat dipelajari penuh
jika kita belum mengetahui bagaimana keadaannya sebenarnya di lingkungan kita.
Selain itu, masih banyak siswa-siswa yang belum dapat menunjukan bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan sebuah tanaman.
Untuk
itu, penulis mengadakan praktek lapangan sekaligus penelitian untuk
lebihmengetahui dan membuktikan teori-teori tersebut. Dengan berlandaskan
teori-teori tersebut, di dalam penelitian ini, penulis akan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Kacang
hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong – polongan (fabacae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari – hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
biji kacang hijau?
2.
Apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman kacang hijau?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan kacang hijau.
2. Untuk mengetahui apakah cahaya dapat
mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. Manfaat
1.
Mengetahui cara menanam kacang hijau pada intensitas cahaya yang tepat.
2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau.
1.4 hipotesis
Ya,cahaya
berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kacang hijau. Cahaya dapat mempengaruhi
proses perkecambahan kacang hijau karena dapat memperlambat pertumbuhan panjang
batang kacang hijau.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkecambahan
Pertumbuhan
adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat kembali) karena
adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel. Tumbuhan bertambah tinggi dan
besar disebabkan oleh dua hal berikut :
1.
Pertambahan jumlah sel sebagai hasil pembelahan mitosis pada
meristem di titik tumbuh primer dan sekunder.
2.
Pertambahan komponen-komponen seluler dan adanya diferensiasi sel
Perkecambahan
adalah munculnya platula (tanaman kecil dari dalam biji).
B.
Macam-macam Perkecambahan
Perkecambahan
biji dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
Epigeal
Perkecambahan
epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga
atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke
atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus).
Hipogeal
Perkecambahan
hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil)
sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di
bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum)
C.
Proses Perkecambahan
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau
uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karenasel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.
Kehadiran
air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan
awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya,
sementara giberelin meningkat.
Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan
model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang
mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA
3 (FUS3), danLEAFY COTYLEDON 1 (LEC1)
menurun perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang
mendorong perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC
ACID 1(GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY,
dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang
normal sekelompok faktor transkripsi yang
mengatur auksin (disebut
Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA
Perubahan pengendalian
ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti
di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau
cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini
diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
D. Pertumbuhan
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali
untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan
jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus
membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel,
membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan
batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
Gbr. Embrio Tumbuhan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya
tcrbagi menjadi 3 daerah
a. Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan
Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi
Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan
tunas lateral yang akan menjadi cabang.
a. Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan
Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi
Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan
tunas lateral yang akan menjadi cabang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan
menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
- Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang
disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya
adalah membentuk xilem dan floem primer.
- Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan
pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun Þ
bentuk konsentris.
Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai
pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan
floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
- ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup
- ke luar membentuk felem : sel-sel mati
- ke luar membentuk felem : sel-sel mati
Gbr. Lingkaran tahun
karena aktivitas xilem sekunder |
Gbr. Irisan melintang batang waru
|
3.Pertumbuhan
Terminal
Pada
ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh, terdapat
tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan. Ketiga daerah tersebut adalah daerah
pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Pada ujung batang biji yang
berkecambah, terdapat daerah pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi.
Zona
pertumbuhan dan perkembangan:
1.
Daerah Pembelahan.
Daerah
pembelahan merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini terutama
terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah
pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif
membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah merismatik.
2.
Daerah Pemanjangan.
Daerah
pemanjangan merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembelahan.
Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya, sehingga
membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini berukuran jauh lebih besar
dibandingkan sel-sel meristem.
3.
Daerah Diferensiasi.
Daerah
diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini
telah berubah bentuk sesuai fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi
menjadi epidermis, korteks, empulur, xilem, dan floem. Sebagian sel lagi
mengalami diferensiasi menjadi jaringan parenkim (jaringan dasar), jaringan
penunjang seperti kolenkim dan sklerenkim, dan sebagainya. Dengan terjadinya
diferensiasi sel, maka terbentuklah berbagai jaringan tumbuhan yang menyusun
organ tumbuhan.
Daerah pembelahan, pemanjangan, dan
diferensiasi pada akar
E, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
1.
Faktor Luar
a.
Air dan
Mineral Þ berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar.
Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau
menyebabkan pertumbuhan tak normal.
|
b.
Kelembaban.
|
c.
Suhu di antaranya
mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang
paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
|
|
|
2.
Faktor Dalam
A.
Faktor hereditas.
|
|||||||||||||||||
B. Hormon.
|
E Variabel
1. Variabel Bebas
Cahaya
Merupakan faktor utama sebagai
energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan
mengga nggu proses fotosintesis & pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung pada jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat pertumbuhan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana dimana batang kecambah
akan tumbuh lebih cepat namun lemah & daunnya berukuran lebih kecil, tipis,
pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya
tergantung kepada fotosintesis (kuat penyinaran) saja, namun ada faktor lain
yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendrick & Berthwick pada tahun 1984, menunjukan
cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan
panjang gelombang 660nm.
Percobaan dengan menggunakan
spectrum infra merah dengan panjang gelombang 730nm meberikan pengaruh yang
berlawanan. Substansi yang merspon spectrum cahaya adalah fitakram suatu
protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan atom khusus yang
mengabsorpsi cahaya.
2. Variabel
Terikat
Pertumbuhan
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan
ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis
menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan
bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya
berjalan bersamaan.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji
dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Awal
perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan dengan masuknya air ke dalam
biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial
air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan
metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan.
Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau
kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang
tumbuh.
Biji dapat
berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio
atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar
(radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus)
Variabel Kontrol
Jumlah kapas dan air
Ukuran gelas aqua
Jumlah biji kacang hijau
BAB 3
METODE
PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Tempat:
1. Dirumah Intan Afril Lestari
2.dirumah Aris
Hardi Y
Waktu: selama
7 hari. Dari tanggal 14-20 juli 2012
3.2 Alat dan Bahan
1. Gelas aqua
2.kapas
3. Biji
kacang hijau
4. Air
5. Kresek
atau polibek hitam
6. penggaris
3.3 Cara kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan. Yaitu mengisi 2 buah gelas plastik dengan kapas dan
membasahinya dengan air.
2. Menanam 5 biji kacang hijau dalam masing-masing gelas plastik.
3. Meletakkan gelas plastik A di tempat terang, gelas plastik B di tempat. Menyiram biji setiap hari selama 7 hari.
4. Mengukur panjang batang (tinggi kecambah) masing-masing tanaman setiap hari selama 7 hari dan mencatat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.
5. Amati pertumbuhannya
2. Menanam 5 biji kacang hijau dalam masing-masing gelas plastik.
3. Meletakkan gelas plastik A di tempat terang, gelas plastik B di tempat. Menyiram biji setiap hari selama 7 hari.
4. Mengukur panjang batang (tinggi kecambah) masing-masing tanaman setiap hari selama 7 hari dan mencatat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.
5. Amati pertumbuhannya
3.4 Analisis data
Perbandingan
percobaan gelas A dan B
Gelas
A(dengan cahaya): daun berwarna hijau,batang tegak dan akar lebih panjang
Gelas B(tanpa cahaya): daun
tidak tumbuh sempurna,batang tidak tegak dan akar lebih pendek
BaB 4
HASIL DAN PEmbahasan
4.1 Hasil
penelitian
Tabel Pengamatan Perubahan
Warna Daun Biji Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus) :
Hari
ke
|
Gelas A (ditempat terang)
cm
|
Gelas B (ditempat gelap)
cm
|
Perubahan
|
||||
1
|
2
|
1
|
2
|
Gelas A
|
Gelas B
|
||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Masih berupa
biji
|
Masih berupa
biji
|
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Biji
membelah, tumbuh akar
|
Biji
membelah, tumbuh akar
|
|
3
|
1
|
1
|
2
|
2
|
Belum tumbuh
daun
|
Belum tumbuh
daun
|
|
4
|
3
|
2
|
4
|
5
|
Tumbuh daun
berwarna hijau muda
|
Tumbuh daun
berwarna
Kuning pucat
|
|
5
|
5
|
4
|
7
|
8
|
Daun mulai
melebar
|
Daun mulai
melebar
|
|
6
|
7
|
7
|
11
|
12
|
Daun berwarna
Hijau tua
|
Daun berwarna
kuning muda
|
|
7
|
9
|
9
|
16
|
17
|
Daun berwarna
Hijau tua
|
Daun berwarna
kuning muda
|
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perkecambahan
di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap. Hal ini
menunjukkan bahwa gelap atau terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi
perkecambahan kacang hijau.
Bedasarkan tabel diatas tentang perkembangan biji kacang
hijau, tampak bahwa perkembangan peling cepat adalah perkembangan kacang hijau
pada tempat yang gelap. Pada hari pertama pengamatan, dimasing-masing tempat
menunjukkan bahwa biji kacang hijau belum menunjukkan perkembangan sama sekali.
Selainitu, pengaruh zat auksin yang terdapat pada pada tumbuhan sangat
mempengaruhi perkecambahan pada biji kacang hijau. Zat auksin pada tumbuhan
berfungsi untuk pertumbuhan bagi tanaman dan menjadi penghambat
pertumbuhan tanaman jika terkena cahaya matahari. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih panjang daripada ditempat
terang karena zat auksin pada tempat gelap tidak terganggu fungsinya.
Atau dapat dikatakan bahwa zat auksin tidak dapat bekerja secara maksimal jika
terkena cahaya matahari, dan sebaliknya zat auksin dapat bekerja secara
maksimal jika berada pada tempat yang cenderung lebih gelap.
Cahaya
yang ditanam di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat/tinggi daripada yang
ditempat terang. Hal ini disebabkan karena pengaruh auksin (hormon tumbuhan
yang mengatur pertumbuha sel di meristem ujung ) yang terdapat pada pucuk akan
terurai jika terkena cahaya matahari. Namun, tumbuhan di tempat gelap akan
tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak berkembang, dan lama-lama akan mati
setelah cadangan makanannya habis. Ini karena cahaya juga
merangsang pembentukkan klorofil, tumbuhan di tempat gelap tidak
dapat membuat klorofil dan akhirnya tidak dapat membuat makanannya
sendiri( fotosintesis ).
Cahaya
merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses perkecambahan
pada tumbuhan. Setiap tumbuhan membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda-beda.
Pada penelitian ini, praktikan menggunakan kacang hijau untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap proses perkecambahan kacang hijau. Ternyata pada penilitian yang dilakukan praktikan ini cocok dengan apa yang teori telah jelaskan bahwa tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih panjang/tinggi daripada tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang terang.
Dari rincian-rincian tersebut menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi jika diletakkan di tempat yang gelap daripada diletakkan di tempat yang terang. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang tumbuh lebih pendek karena umumnya cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Peristiwa ini terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Dan sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih tinggi karena terjadi peristiwa pertumbuhan yang cepat di tempat gelap yang disebut etiolasi. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
Tetapi, pertumbuhan meninggi yang baik tidak menjamin kualitas tumbuhan itu juga baik. Buktinya, yang seperti praktikan amati, bahwa tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap, meski tumbuhnya lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang, meskipun tumbuhnya lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Pada penelitian ini, praktikan menggunakan kacang hijau untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap proses perkecambahan kacang hijau. Ternyata pada penilitian yang dilakukan praktikan ini cocok dengan apa yang teori telah jelaskan bahwa tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih panjang/tinggi daripada tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang terang.
Dari rincian-rincian tersebut menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi jika diletakkan di tempat yang gelap daripada diletakkan di tempat yang terang. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang tumbuh lebih pendek karena umumnya cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Peristiwa ini terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Dan sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih tinggi karena terjadi peristiwa pertumbuhan yang cepat di tempat gelap yang disebut etiolasi. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.
Tetapi, pertumbuhan meninggi yang baik tidak menjamin kualitas tumbuhan itu juga baik. Buktinya, yang seperti praktikan amati, bahwa tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap, meski tumbuhnya lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang, meskipun tumbuhnya lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Bab 5
Kesimpulan dan
saran
5.1 kesimpulan
1.
Perbedaan yang sangat mencolok pada tumbuhan di tempat gelap, daunnya
berwarna kuning dan lebih cepat tinggi daripada tumbuhan di tempat terang.
Sedangkan pada tumbuhan tempat terang tetap berwarna hijau. Kacang hijau yang
tumbuh di daerah gelap akan lebih optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi
dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus memacu pertumbuhan
batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi,
tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta
kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning.
2. Cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan, umumnya cahaya meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan). Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang akan tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
2. Cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan, umumnya cahaya meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan). Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang akan tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
5.2
saran
Sebaiknya
percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan
lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang cukup cahaya
terkena secara langsung, yang terkena cahaya melalui celah, & sama sekali
kurang cahaya matahari. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern.
Dalam
melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan diü tempat yang sekiranya tidak
ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan
akan aman dan berhasil.
Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.ü
Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacangü hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.ü
Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacangü hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
Bab 6
Daftar pustaka
Saktionon.
2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta
Saktionon.
2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta
Lampiran
Foto
Hasil Percobaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar